Selasa, 31 Mei 2016



Selasa, 24 Mei 2016



Minggu, 22 Mei 2016

Kamis, 10 Maret 2016





Kamis, 27 Agustus 2015

Bintik-bintik air mata hangat menitik di pipiku
Ketika khayalku terbang mengenang jasa-jasamu Ayah……

Kesah dan resah menyiksa jiwa dan perasaanku
Saat bayangmu hadir menyibak tirai dalam renungku

Bila saja engkau dapat ku dekap…..
Aku akan merangkulmu erat, tak akan kulepaskan
Tuk menumpahkan segala kerinduan yang terpatri didalam jiwa ini

Ayah………….
Kau berlalu begitu cepat
Belum sempat ku hapus keringat di dahimu
Belum sempat ku urut segala sendi di tubuhmu
Belum sempat ku ciptakan senyum di bibirmu

Kau telah pergi
Pergi untuk selamanya…..
Tinggalkan sesal bagiku
Yang belum sempat membalas segala jasa-jasamu

Kamis, 18 Juni 2015

Teroris, ini adalah satu kata yang sering digunakan oleh media untuk memojokkan Islam. Sebenarnya apa defenisi teroris? Menurut kamus arti teroris itu adalah orang yang menggunakan kekerasan untuk menimbulkan rasa takut. Jadi siapa pun yang menggunakan kekerasan untuk membuat orang lain menjadi takut maka orang tersebut adalah seorang teroris. Jika seorang polisi menggunakan kekerasan untuk menanggap para perampok sehingga para perampok itu kabur dan takut, maka menurut kamus polisi itu disebut teroris. Jadi pada prinsipnya, teroris itu tidak cuma dilakukan oleh orang jahat. Orang baik juga bisa melakukan tindakan teroris dengan tujuan yang baik.

Memang harus diakui, saat ini banyak ummat Islam yang melakukan tindak kekerasan sehingga menyusahkan banyak orang. Melakukan bom bunuh diri disana sini, membuat kerusuhan dan berbagai macam tindakan lainnya. Mereka melakukan semua itu dengan alasan jihad. Sebenarnya Jihad itu apa?

Menurut bahasa (etimologi) jihad berasal dari kata Jahada yang berarti bersungguh-sungguh, mengeluarkan tenaga, berjuang. Jadi siapapun yang berjuang dengan sungguh-sungguh untuk bisa memperoleh apa yang dia inginkan, tidak peduli apakah yang dia inginkan itu baik atau jahat, dalam bahasa arab akan disebut jihad. Jihad dapat dilakukan dengan tujuan baik juga dapat dilakukan dengan tujuan jahat.

Jihad dengan tujuan baik akan disebut dengan jihad fi sabilillah. Seperti yang dinyatakan didalam al-Qur'an surat al-Hajj 22:78.

Dan berjihadlah kamu pada jalan Allah dengan jihad yang sebenar-benarnya.

Juga dinyatakan dalam surat at-Taubah 9:20 dan 24. Kedua ayat itu memberi pernyataan jihad yang baik dijalan Allah. Jihad dengan tujuan jahat tentu akan dinamakan jihad fi sabilis syaithon. Al-Qur'an juga menggunakan kata jihad untuk tujuan yang jahat. Seperti yang dinyatakan dalam surat Luqman 31:15.

Dan jika keduanya (kedua orang tua) "JAHADAAKA" berjuang, memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya.

Pernyataan seperti ini juga disebutkan didalam surat al-'Ankabuut 29:8. Kedua ayat itu memakai kata "JAHADA" yang berarti berjihad atau berjuang. Jadi jelaslah bahwa jihad bisa digunakan untuk tujuan baik, juga dapat digunakan untuk tujuan jahat. Itu berarti jihad bisa dilakukan oleh orang Islam juga dapat dilakukan oleh orang kafir.

Coba kita simak apa yang dikatakan al-Qur'an dalam surat an-Nisa' 4:76.

Orang-orang yang beriman berperang di jalan Allah dan orang-orang yang kafir berperang dijalan thaghut.

Ada sebagian cendikiawan muslim yang keliru dalam menterjemahkan kata jihad. Mereka menterjemahkan jihad dengan istilah "Perang Suci" seperti diperiksa disebagian kamus. Ini terjemahan yang salah. Istilah Perang Suci pada awalnya dipakai oleh kaum orientalis ketika pertamakali mereka menulis buku tentang  mereka menulis buku tentang Islam. Sangat disesalkan, para pemuka-pemuka Islam pun banyak yang menganggap ini terjemahan yang tepat untuk jihad. Bahasa Arab untuk Perang Suci adalah "Hablun Mukadifah". Kata ini tidak pernah dijumpai didalam al-Qur'an maupun hadist-hadist Nabi yang asli.

Pada saat ini, banyak masyarakat dunia yang menganggap bahwa Islam adalah agama brutal. Agama yang taunya cuma perang, jihad dan membunuh. Ini berawal dari peristiwa 11 September 2001 lalu. Hancurnya gedung World Trade Center (WTC) Amerika yang menewaskan setidaknya 3000 jiwa. Menyusul peristiwa pengeboman Ritz Carlton dan hotel JW Marriot pada 8 Juli 2009 lalu.

Sekarang yang jadi pertanyaan, benarkah al-Qur'an mengajarkan tindakan seperti ini? Islam adalah agama damai. Sangat tidak masuk akal apabila agama damai bisa bertindak seperti ini. Coba kita periksa surat al-Maidah 5:32.

Barang siapa yang membunuh seorang manusia (baik muslim ataupun tidak) bukan karena orang itu membunuh atau berbuat kerusakan di muka bumi, maka seakan-akan ia telah membunuh manusia seluruhnya.

Ayat ini jelas mengatakan bahwa seorang muslim tidak dibenarkan melakukan pembunuhan tanpa alasan yang benar. Alasan boleh membunuh hanyalah apabila orang tersebut membunuh orang lain atau jika ia melakukan kerusakan yang parah yang membuat dia pantas untuk dibunuh.

Masalah jihad dengan melakukan peperangan dalam Islam ada aturan-aturan tertentu harus dilaksanakan. Didalam surat al-Baqarah 2:190 Allah menjelaskan:

Dan perangi kamulah di jalan Allah orang-orang yang memerangimu, janganlah kamu melampaui batas, karena sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas.

Syarat utama agar Islam boleh memerangi orang lain adalah jika orang tersebut telah memerangi Islam lebih awal. Seorang muslim tidak dibenarkan memerangi orang lain tanpa ada alasan yang jelas. Ayat-ayat al-Qur'an yang memerintahkan untuk berperang itu dilakukan dalam waktu-waktu tertentu. Bukan disetiap waktu dan keadaan. Seperti perintah perang yang ditulis dalam surat at-Taubah 9:5.

Apabila sudah habis bulan-bulan haram, maka bunuhlah orang-orang musyrikin itu dimana saja kamu jumpai mereka dan tangkaplah mereka. Kepunglah mereka dan intailah mereka ditempat pengintaian.

Seorang kritikus India bernama Arun Suri menyerang ummat Islam dengan menggunakan ayat ini. Dalam tulisannya dia menggambarkan bahwa Islam adalah agama yang brutal, selalu menyuruh untuk membunuh. Padahal apabila ayat diatas ditarik dan dipahami sesuai konteks, disana tidak sedikitpun mencerminkan kebrutalan. Pada ayat satu dan dua dari surat diatas menceritakan tentang sebuah perjanjian damai antara ummat Islam dan orang-orang musyrik pada waktu itu. Namun sebagian orang musyrik telah memungkiri perjanjian, sehingga Allah dan Rasul pun memutuskan hubungan dan mengizinkan untuk kembali memerangi mereka (khusus bagi mereka yang ingkar saja).  Kaum musyrik itu diberi waktu 4 bulan untuk memperkuat diri. Yaitu mulai 10 Zulhijjah sampai 10 Rabi'ul Akhir yang pada ayat diatas diistilahkan dengan bulan-bulan haram.

Usai bulan-bulan itu berakhir, maka ummat Islam dibolehkan memerangi mereka, membunuh, menangkap dan mengintai mereka. Semua itu dilakukan setelah perjanjian damai itu dibatalkan. Berarti perintah membunuh, mengepung dan mengintai itu ketika dalam suasana perang. Jika dalam keadaan perang sah-sah saja ummat Islam melakukan itu.

Tapi sayangnya Arun Suri menarik ayat diluar konteks. Mereka menganggap bahwa perintah itupun boleh dilaksanakan diluar perang. Ini anggapan salah. Bayangkan pada saat negara kita dulu dijajah oleh Belanda. Seorang kepala militer kita dulu waktu dalam peperangan misalnya berkata, "Duhai rakyat indonesia, cari orang Belanda. Jika kalian berjumpa mereka bunuh saja"

Perintah kepala militer dulu diucapkan waktu perang. Itu sah-sah saja. Tapi coba jika ucapan itu ditarik sekarang. Jika setiap jumpa orang Belanda harus dibunuh. Tentu turis-turis Belanda tidak akan berani datang ke Indonesia. Jika ditarik dalam suasana damai sekarang maka ucapan itu akan terdengar sadis dan brutal. Begitu juga dengan ayat al-Qur'an diatas. Ayat itu ditarik dalam suasana perang, bukan disetiap keadaan.

Begitu juga perintah perang dan membunuh pada ayat-ayat lain. Seperti dalam surat al-Baqarah 2:216 dan 244, surat al-Anfal 8:39 dll. Semua ditarik pada konteks dalam keadaan perang bukan pada setiap waktu.

Dalam Islam sebagai jalan terakhir perang memang diperintahkan. Di negara manapun di dunia ini, namanya perang tetap diperbolehkan jika memang ini harus dilakukan. Namun tentunya dalam perang tersebut punya aturan-aturan tertentu. Begitu juga dalam Islam.

Banyak hal-hal yang tidak boleh dilakukan dalam Islam walau itu dalam suasana perang. Seperti, tidak boleh membunuh wanita, anak-anak, orang lemah, lanjut usia. Kecuali jika orang-orang tersebut ikut berperang dibarisan lawan.

Dalam hadits riwayat Bukhari nomor 3014 dan Muslim nomor 4523 diceritakan. Abdullah bin Umar RA mengabarkan. Didapatkan ada seorang wanita yang terbunuh dalam sebagian peperangan yang dilakukan Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam, maka beliau melarang membunuh wanita dan anak-anak. (Dalam satu riwayat mengatakan bahwa beliau mengingkarinya).

Dalam hadits lain juga ada dijelaskan. Diriwayatkan oleh Ibnu Majah nomor 2842 bahwa Hanzhalah al-Khatib berkata: Kami berperang bersama Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam, lalu kami melewati seorang wanita yang terbunuh yang tengah dikerumuni oleh manusia. Mengetahui hal itu, Rasullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda: "Wanita ini tidak turut berperang diantara orang-orang berperang" Kemudian beliau berkata kepada seseorang: "Pergilah engkau temui Khalid ibnul Walid (karena wanita itu terbunuh oleh pasukan terdepan yang dipimpin oleh Khalid bin Walid). Katakan padanya bahwa Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam memberitaumu agar jangan sekali-kali engkau membunuh anak-anak dan pekerja/ orang upahan. (Hadits ini disahihkan oleh Imam al-Bani RA dalam Ash-Shahihah nomor 701)

           Jika dalam suasana perang saja tidak dibenarkan membunuh wanita, anak-anak, orang lemah, binatang ternak. Tidak dibenarkan menghancurkan bangunan, tempat ibadah, tanam-tanaman, menebang pohon dll. Tentu dalam suasana damai akan lebih tidak dibenarkan lagi. Nah, kalau memang demikian. Bagaimana dengan tindakan teroris yang mengaku jihad di jalan Allah? Mereka mengebom bangunan hingga hancur, membunuh anak-anak, wanita, orang tua dan orang-orang yang tidak bersalah. Apakah tindakan mereka itu sesuai dengan ajaran Islam? Jawabannya tidak. Tindakan mereka itu adalah tindakan yang bertentangan dengan ajaran Islam.

 



Beberapa waktu lalu, seorang pendeta berinisial JR mengirim sebuah Artikel ke email saya. Dalam Artikel itu beliau menceritakan pengalaman seorang pria Muslim bernama Ardiansyah, bagaimana pria itu berpindah agama setelah mengalami kejadian luar biasa di bawah alam sadarnya. Pria yang tadinya beragama Islam fanatik dan sangat anti pada non Muslim langsung menjadi Kristen setelah berjumpa Yesus dalam mati surinya. Ada empat poin dari pengalaman pria ini yang perlu untuk dijawab. Pada poin kelima dia mengutip beberapa ayat al-Qur’an dan Hadits.

1. Masalah kekerasan yang dilakukan sebagian ummat Islam
Islam saat ini sedang disorot oleh masyarakat dunia karena banyak tindakan-tindakan brutal dan bom bunuh diri yang dilakukan oleh ummat Islam itu sendiri. Tindakan ini menyebabkan banyak nyawa yang melayang dan banyak kerugian yang diderita. Mereka melakukan semua itu dengan alasan jihad fi sabilillah. Mari kita simak apa kata al-Qur'an. Dalam surat al-Maidah 5:32 dikatakan.
Oleh karena itu Kami tetapkan hukum atas Bani Israil, bahwa: Barang siapa yang membunuh seorang manusia, bukan karena orang itu membunuh orang lain atau berbuat kerusakan di muka bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh manusia seluruhnya.
Ayat diatas khitoban untuk Bani Israil tapi itu berlaku untuk seluruh manusia, sebab tidak ada ayat lain yang menasakhkannya. Dalam Islam membunuh seorang manusia yang tidak bersalah sama artinya dengan membunuh manusia seluruhnya. Tidak peduli apa yang dia bunuh itu muslim atau non muslim. Yang jelas sipelaku telah melakukan dosa besar. Dalam Islam membunuh memang dibenarkan, tapi harus ada alasan yang tepat. Didalam surat al-An'am 6:151 dikatakan.
Janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan oleh Allah melainkan dengan sebab yang benar.
Sebab yang dimaksud pada ayat diatas adalah karena qishash. Misalnya jika seseorang telah melakukan pembunuhan terhadap orang lain, maka dalam Islam pembunuh tersebut boleh dibunuh. Atau boleh juga membunuh orang yang beragama diluar Islam ketika dalam peperangan. Dan itupun ada aturan-aturan tertentu. Tidak boleh membunuh sembarangan. Yang boleh dibunuh hanya mereka yang ikut berperang dan dianggap membahayakan. Bagi wanita-wanita, anak-anak, orang-orang tua mereka semua tidak boleh dibunuh, kecuali jika memang mereka ikut berperang dibarisan lawan. Dalam perang juga tidak dibenarkan menghancurkan rumah-rumah milik lawan kecuali karena terpaksa, tidak boleh menebang pohon, membunuh binatang ternak, menghancurkan tanam-tanaman dll. Semua ada aturannya.
Bagaimana dengan ummat muslim yang melakukan bom bunuh diri? Seperti di gedung WTC misalnya pada 11 September 2001 lalu. Di Bali, Hotel JW Marriot, Ritz Carlton dll. Apakah tindakan mereka itu mengikuti prosedur? Jawabannya tidak. Syarat pertama membunuh orang diluar Islam itu harus dalam suasana peperangan, sementara mereka melakukannya bukan dalam suasana itu. Mereka juga membunuh anak-anak, wanita, orang tua yang tidak tau apa-apa. Mereka melakukan banyak pelanggaran.
Begitu juga dengan tindakan yang dilakukan oleh Andryansah dkk dalam cerita Bapak yang telah saya baca. Mereka menghancurkan toko milik orang Kristen. Dengan alasan apa? Apa karena mereka beragama Kristen? Di ayat mana dalam al-Qur'an mengatakan semua orang kristen itu harus dibunuh? Tidak ada. Membunuh seseorang itu harus dengan alasan yang benar. Hanya karena mereka orang kafir, itu tidak cukup menjadi alasan untuk membunuh. Ummat Islam tidak berhak memaksa orang lain untuk memeluk agama Islam. Dalam al-Qur'an surat al-Baqarah 2:256 menyebutkan.
Tidak ada paksaan dalam memasuki agama Islam.
Islam memang menganjurkan agar mengajak non muslim untuk masuk Islam. Tapi bukan dengan cara memaksa, sehingga harus menghancurkan toko mereka segala. Didalam surat an-Nahal 16:125 dikatakan.
Ajaklah manusia kejalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik. Dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.
Selanjutnya dalam surat al-'Ankabut 29:46 mengatakan:
Dan janganlah kamu berdebat dengan Ahli Kitab (Yahudi dan Kristen) melainkan dengan cara yang paling baik. Kecuali dengan orang-orang yang zhalim diantara mereka.
Jadi dalam Islam aturan telah dibuat sejelas-jelasnya. Karena itu saya katakan, bahwa tindakan dari saudara Andryansah cs adalah perbuatan yang bertentangan dengan al-Qur'an dan Hadits. Jika kita ungkap lembaran sejarah, pada saat Fathu Makkah (penaklukan kota makkah) di bulan Ramadhan tahun 8 hijriyah. 10.000 Orang muslim datang serentak memasuki kota makkah. Andai Islam agama brutal, kenapa Muhammad tidak menyuruh ummatnya untuk menghancurkan semua rumah-rumah orang kafir di makkah. Kenapa tidak dibunuh saja orang-orang kafir disana yang jumlahnya hanya sekian ratus orang. Ketika itu tidak ada bangunan yang hancur. Korban nyawa hanya 28 orang. 24 dari bangsa Quroisy dan 4 dari suku Hudzail. Mereka tewas karena mereka mengadakan perlawanan pada pasukan muslim yang dipimpin oleh Khalid bin Walid.
Untuk itu saya berharap agar setiap orang bisa membedakan antara agama dan ummatnya. Tindakan ummat belum tentu sesuai dengan aturan agamanya. Jadi tentang keburutalan yang terlihat selama ini, itu bukan kesalahan Islam tapi ummatnyalah yang salah. Mereka salah mengerti tentang Islam.
Saya mengenal agama Kristen dengan ajaran kasihnya. Dalam ajaran Matius 5:39-41 dikatakan.
Tetapi Aku berkata kepadamu: janganlah kamu melawan orang yang berbuat jahat kepadamu, melainkan siapapun yang menampar pipi kananmu, berilah juga kepadanya pipi kirimu. Dan kepada orang yang hendak mengadukan engkau karena mengingini bajumu, serahkanlah juha jubahmu. Dan siapa pun yang memaksa engkau berjalan satu mil, berjalanlah bersama dia sejauh dua mil.
Suatu ajaran yang bagus. Tapi bagaimana dengan Hitler? Semua orang mengenal dia. Dia beragama Kristen dan telah membunuh 6 juta orang Yahudi. Bagaimana dengan Musolini yang juga membunuh dan menyiksa ribuan orang. Bagaimana dengan mantan presiden Amerika Serikat George W Bush. Dia telah menghancurkan sebuah negeri, negeri Afghanistan hanya untuk mencari seorang Osama bin Laden yang dituduh sebagai otak peristiwa 11 September.
Dia telah membunuh ribuan orang, merusak banyak bangunan. Dengan alasan apa dia melakukan itu? Ribuan rakyat sipil yang jadi korban. Mereka tidak tau apa-apa, mereka tidak mengenal politik, mereka tidak mengerti perang. Lalu kenapa mereka harus digempur? Mereka hanya masyarakat biasa yang bekerja demi untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Mereka bukan orang berbahaya, tapi mereka menjadi korban keburutalan pasukan Amerika. Yang jadi pertanyaan, "kenapa media tidak menjadikan Bush sebagai teroris nomor satu?" 
Jika kita menjadikan tindakan ummat menjadi cerminan bagi agamanya, maka tentu kita harus akui bahwa agama Kristen adalah agama lebih brutal lagi. Tapi saya yakin, orang Kristen pasti tidak setuju itu. Mereka pasti mengatakan, tindakan Hitler, Musolini dan Bush bukanlah bagian dari ajaran Bible. Begitu juga dengan Islam. Tindak keburutalan pelaku bom bunuh diri bukanlah bagian dari ajaran al-Qur'an. Untuk lebih jelasnya silahkan buka artikel saya pada Teroris dan Islam.

2. Ayat Kursi yang digunakan mengusir Jin
Ayat Kursi adalah salah satu ayat al-Qur'an yang terdapat didalam surat al-Baqarah 2:255. Ada banyak keterangan dijumpai dalam hadits yang menyatakan keistimewaan ini. Termasuk salah satunya untuk menjaga diri dari kejahatan jin atau setan.
Dalam satu kisah antara Abu Hurairah dan setan yang mencuri harta zakat. Disebutkan bahwa setan tersebut berkata: "Biar aku mengajarimu beberapa kalimat yang Allah akan memberimu manfaat dengan kalimat itu. Jika engkau berangkat tidur bacalah ayat kursi. Dengan demikian akan selalu ada penjaga dari Allah untukmu dan setan tidak akan mendekatimu sampai pagi" Ketika Abu Hurairah menceritakannya kepada Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam beliau bersabda: "Sungguh dia jujur, padahal dia banyak berdusta" (HR. al-Bukhori no. 2187)
Dalam riawat lain dijelaskan.
Dari Ubay bin Ka'ab RA bahwa jin berkata: "Barang siapa yang membaca ayat kursi ketika sore, ia akan dilindungi dari kami sampai pagi. Barang siapa membacanya ketika pagi, ia akan dilindungi sampai sore" (HR. ath-Thabrani no. 541, al-Bani mengatakan sanadnya bagus)
Dalam hadits diatas dinyatakan bahwa dengan membaca ayat kursi kita akan dapat perlindungan. Tapi perlu dicatat, dalam keyakinan Islam segala sesuatu terjadi atas kehendak Allah. Sekuat apapun kita berusaha untuk bisa memperoleh sesuatu, jika Allah tidak menghendaki maka semua akan hampa. Dalam hadist diatas dinyatakan dengan membaca ayat kursi kita bisa terlindungi dari setan dan jin. Sudah banyak yang membuktikan. Tapi apakah semua? Tidak. Ada orang yang membaca ayat kursi tapi jin dan setan masih selalu mengganggu dia. Ini mungkin bisa jadi karena bacaan dia kurang bagus, atau barangkali karena keyakinan dia masih kurang. Dia tidak yakin seratus persen bahwa Allah akan melindungi dia berkat bacaan tersebut. Kekurang yakinan itu membuat Allah belum berkehendak melindungi dia. Sebab Allah pernah berfirman dalam hadits kudsi.
Dari Abu Hurairah RA berkata:  Bersabda Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam: "Allah Yang Maha Agung berfirman: Aku berada dalam sangkaan hamba-Ku tantang Aku...." (HR. Bukhori, Muslim, Ibnu Majah, at-Tirmizi dan Ahmad)
Apa pun alasannya, kesimpulannya hanya satu. Allah belum menghendaki keinginan dia terpenuhi. Mungkin ada komentar lain dari seseorang. Ketika dia membaca dalam hadits bahwa ayat kursi itu dapat melindungi diri dari setan dan jin. Setelah dia mencoba, ternyata dia masih tetap diganggu. Maka dia berkata: Berarti hadits-hadits yang saya baca itu bohong.
Jawabannya sederhana saja. Kita mendengar bahwa setiap dokter dan para ahli kesehatan sependapat bahwa promag itu adalah obat sakit mag.  Hal ini sudah dites di laboratorium dan sudah banyak yang membuktikannya. Tapi ada seseorang yang sudah menderita penyakit mag selama bertahun-tahun. Dia sudah meminum promag entah berapa lusin, tapi penyakitnya masih tak sembuh-sembuh dan bahkan penyakit itu yang membawa dia mati. Jika promag tidak mampu menyembuhkan dia apa itu berarti para dokter dan ahli kesehatan itu bohong? Tentu tidak. 
Begitu juga dengan hadits diatas. Membaca ayat kursi itu cuma usaha sedang yang menentukan adalah Allah. Jika setelah membaca ayat kursi jin atau setannya pergi, berarti Allah mengehendaki mereka pergi. Namun jika sebaliknya berarti Allah tidak menginginkan mereka pergi.

3. Mati suri dan pertemuan dengan Yesus
Andryansah dalam menceritakan pengalamannya mengatakan bahwa ruhnya telah keluar dari tubuhnya. Itu menandakan bahwa dia telah mati. Kemudian dia jumpa dengan Yesus dan Yesus mengembalikan ruh miliknya sehingga dia kembali hidup. Pengalaman menarik, tapi menurut saya dia salah dalam menyimpulkan cerita itu.
Sebenarnya dia masih hidup dan belum pernah mati. Dia sendiri mengakui bahwa hampir dua minggu dia dalam keadaan koma diruang ICU. Koma tidak berarti mati. Dan seandainya dia sudah mati tentu ketika hidup kembali dia sudah pasti berada didalam kubur. Sebab mayat seorang muslim tidak mungkin dibiarkan untuk tidak dikremasi sampai dua minggu. Paling lama hanya satu malam dia dibiarkan terbaring kemudian besoknya dia akan dikremasi dan dikubur. Dua minggu kemudian dia pasti sudah membusuk didalam kubur. Jika ketika itu Andryansah hidup kembali, tentu sudah tidak masuk akal. Karena itu saya menyimpulkan dia belum pernah mati.
Lagi pula bila kita periksa apa kata Injil dalam Lukas 20:36 bahwa orang yang bangkit dari kematian dia tidak akan mati lagi. Ini menunjukkan bahwa mati cuma sekali. Seandainya Andryansah sudah mati dan kembali bangkit, tentu dia nanti tidak akan mati lagi. Saya tidak yakin. Saya percaya bahwa besok pada waktunya dia akan mati dengan kematian yang sesungguhnya.
Andryansah memiliki pengalaman luar biasa pasca kecelakaan yang dia alami. Atau tepatnya saat dia dalam keadaan koma. Bahasa paling tepat untuk menjelaskan pengalaman dia itu adalah mati suri. Dia mengalami mati suri, bukan mati yang sesungguhnya. Dalam ilmu medis mati suri ini dikenal dengan Near Death Experience.
Banyak para dokter atau orang-orang lain yang tidak percaya hal ini. Tapi saya bukan bagian dari mereka. Saya percaya mati suri itu ada. Saya juga percaya Andryansah memang mengalaminya. Mati suri adalah sebuah pengalaman ghaib. Kami dalam Islam meyakini hal-hal yang ghaib. Al-Qura’an dalam al-Baqarah 2:3.
(Yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib, mendirikan shalat dan menafkahkan sebagian rezki yang Kami anugerahkan kepada mereka.
Pengalaman ghaib dengan mati suri ini bisa saja terjadi atas kehendak Allah. Saya tidak memungkirinya. Namun perlu diingat bahwa sudah banyak orang yang mengalami hal seperti ini. Ketika itu terjadi mereka memiliki pengalaman yang berbeda-beda. Ada yang jumpa dengan Muhammad, ruh orang dulu, Yesus, malaikat dll. Bahkan ada yang sampai melihat sorga dan neraka. Ada orang yang setelah mengalami itu imannya dalam Islam semakin kuat. Ada juga yang beragama kristen yang iman dalam kekristenannya bertambah setelah mengalami itu. Ada yang berpindah agama seperti Andryansah dll.
Dikarenakan pengalaman setiap orang ketika mati suri itu selalu berbeda-beda, maka menurut saya apa yang dialami ketika itu masih harus dibuktikan kebenarannya. Tidak harus diyakini langsung seratus persen. Jika misalnya si A ketika mengalami mati suri dia melihat Yesus datang menemui dia dan mengaku sebagai Tuhan. Sedang si B ketika mengalami hal yang sama dia berjumpa dengan Muhammad dan Muhammad mengatakan bahwa Tuhan hanya Allah sedang Yesus hanya seorang Nabi. Kedua pengalaman ini saling bertolak belakang. Mana yang harus kita yakini? Sebagai orang yang logis tentu kita harus membuktikan dulu kedua pengalaman itu baru mempercayai salah satunya.
Menurut saya Andryansah salah  karena dia langsung percaya pada pengalamannya itu tanpa membuktikannya lebih dulu. Dalam pengakuannya, ketika mati suri dia berjumpa dengan seseorang yang mengaku sebagai Yesus. Apa dapat dibuktikan kebenarannya? Saya juga bisa datang kepada seseorang dan mengaku bahwa saya adalah Yesus. Saya bisa memakai jubah, kumis, memanjangkan jenggot dan mengatakan saya Tuhan Yesus. Andryansah menyaksikan pengalamannya dalam alam ghaib. Untuk kealam sana tentu saya tidak bisa masuk. Tapi bagaimana dengan iblis? Dia makhluk ghaib, tentu dia juga bisa masuk kealam ghaib. Dalam pengalaman ghaib Adryansyah itu bisa saja yang dijumpai adalah iblis yang menyamar sebagai Yesus. Sebab menurut Paulus dalam 2 Korintus 11:14 Iblis pun bisa menyamar sebagai malaikat terang.
Jadi Iblis sebagai musuh utama bagi manusia bisa menyamar menjadi makhluk lain demi untuk menyesatkan ummat. Dia bisa seperti malaikat, pura-pura baik, banyak senyum, ramah, bersifat pemaaf, tapi dibalik itu dia punya tujuan jahat. Okelah, mungkin dia tidak bisa menyamar menyerupai wajah asli Yesus karena Yesus seseorang yang sangat unik dan mulia. Sama halnya seperti Muhammad dalam kepercayaan ummat Islam. Iblis tidak akan pernah bisa menyamakan diri dengan beliau.
Tapi yang jadi masalah apakah orang-orang kristen kenal bagaimana wajah asli Yesus? Tidak kan. Saya melihat di dinding-dinding, di buku-buku yang berbau kristen poster Yesus selalu berubah. Apakah Yesus memiliki banyak wajah? Saya rasa tidak. Setiap pelukis selalu menggambarkan wajah Yesus sesuai imajinasinya. Maka jika sepuluh pelukis yang menggambar, akan ada sepuluh wajah Yesus yang tercipta. Perlu diketahui, tidak ada seorang pelukis pun dizaman Yesus yang melukis wajah Yesus dan mengabadikannya. Jadi menurut saya, semua wajah-wajah Yesus dalam lukisan sekarang tidak ada yang satu pun yang bisa dipertanggung jawabkan. Selanjutnya jika ditanya orang kristen bagaimana wajah Yesus, banyak diantara mereka membayangkan Yesus seperti Jeffrey Hunter dalam film King of Kings. Itu bukan wajah Yesus. Semua wajah-wajah itu adalah bohong. Jadi karena tidak ada yang mengenal wajah asli Yesus, maka saya berpendapat wajah dalam pengalaman Andryansah itu masih perlu dipertanyakan. Apakah dia Yesus atau Iblis yang mengaku sebagai Yesus. Sebab Andryansah sendiri tidak kenal wajah asli Yesus.

4. Agama sebelum nabi Muhammad
Andryansah mengatakan, bagaimana mungkin nabi-nabi sebelum Muhammad bisa disebut Islam padahal mereka sekalipun tidak pernah mengucapkan syahadat?
Syahadat adalah ucapan, kesaksian dan pernyataan seorang ummat ketika dia masuk agama Islam. Ini menjadi rukun Islam yang pertama. Seorang nabi tidak perlu mengucapkan 2 kalimat syahadat, sebab ketika dia sudah mengakui bahwa Allah adalah satu-satunya Tuhan Yang Esa dia sudah Islam. Dia seorang nabi dan bisa menerima ajaran Allah langsung dari Allah atau melalui malaikat Jibril. Ucapan syahadat itu hanya untuk ummat ketika masuk Islam.
Timbul pertanyaan lain, bagaimana dengan ummat nabi-nabi sebelumnya? Apakah mereka juga Islam? Jawabannya iya. Jika mereka menerima ajaran nabi-nabi mereka berarti mereka Islam. Lalu bagaimana dengan ucapan syahadat? Apa mereka juga bersyahadat? Ya tentu. Mereka juga bersyahadat. Tapi syahadat mereka berbeda dengan ummat Muhammad.
Jika syahadat ummat Muhammad adalah bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan Muhammad utusan Allah maka syahadat ummat nabi Isa adalah bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan Isa utusan Allah. Syahadat ummat nabi Isa ini ada tertulis dalam Injil. Periksa Yoh 17:3.
Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau, satu-satunya Allah yang benar, dan mengenal Yesus Kristus yang telah Engkau utus.
Syahadat kepada para nabi itu berbeda-beda. Tergantung siapa nabinya. Jadi, inti dari syahadat itu adalah mengakui bahwa Allah itu Esa dan mengakui nabi kita adalah utusan Allah. Pertanyaan selanjutnya, apakah setelah mengucapkan syahadat kita sudah Islam?
Islam termasuk agama monotheisme. Secara bahasa Islam itu berarti berserah diri, bersumber dari akar kata "ASLAMA-YUSLIMU-ISLAMAN". Isim fa'il dari kalimat ini adalah "MUSLIMUN". Kata ini banyak diucapkan dalam al-Qur'an. Dua diantaranya ada didalam surat Ali Imron 3:64 dan surat al-Ankabut 29:46. Kata Muslimun pada akhir kedua ayat ini berarti berserah diri. Ini menunjukkan bahwa Islam secara bahasa adalah agama penyerahan diri sepenuhnya kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, hanya kepada Allah. Jadi siapapun yang berserah diri kepada Allah berarti dia Islam.
Perlu dicatat, para nabi yang hidup sebelum Muhammad juga para ummat-ummat mereka yang patuh, semuanya hanya berserah kepada Allah. Berserah dalam pengertian bahwa mereka mengakui, semua yang mereka lakukan itu adalah atas kehendak Allah semata. Mereka tidak bisa melakukan apapun tanpa Allah. Karena mereka hanya berserah kepada Allah maka mereka disebut Islam atau muslim. Termasuk Yesus (Isa al-Masih). Beliau juga Islam.
Ada banyak bukti di dalam injil yang menyatakan bahwa apapun yang dilakukan oleh Yesus bukanlah karena keinginan atau kekuatannya sendiri, melainkan Allah yang berperan dibalik semua itu. Ini pengakuan dari Yesus sendiri. Dari banyak bukti yang ada satu diantaranya tertulis dalam Yoh 5:30.
Yesus berkata:
Aku tidak dapat berbuat apa-apa dari diri-Ku sendiri; Aku menghakimi sesuai dengan apa yang Aku dengar, dan penghakiman-Ku adil, sebab Aku tidak menuruti kehendak-Ku sendiri, melainkan kehendak Dia (Allah) yang mengutus Aku.
Pernyataan Yesus itu cukup jelas bahwa apa pun yang dia lakukan semua atas kehendak Allah. Inilah keyakinan seorang Muslim. Semua yang terjadi atas kehendak Allah, karena itu setiap Muslim selalu berserah kepada-Nya. Yesus juga hanya berserah kepada Allah sebab dia tidak bisa melakukan apapun. Berarti Yesus seorang Muslim.
Pernyataan yang menyebutkan hanya orang Islam yang masuk surga, itu benar menurut al-Qur'an. Pernyataan ini ada dalam surat Ali Imran 3:19.
Sesungguhnya agama disisi Allah hanyalah Islam.
Jadi, menurut al-Qur'an agama diluar Islam tidaklah agama Allah. Karena itu semua pemeluknya tidak akan pernah masuk surga. Begitu menurut al-Qur’an.

5. Menanggapi ayat al-Qur'an dan Hadist kutipan Andryansah.
- Maryam 19:19
Ia (Jibril) berkata: "Sesungguhnya aku ini hanyalah seorang utusan Tuhanmu, untuk memberimu seorang anak laki-laki yang suci"
Dalam mengomentari ayat ini Andryansah mengatakan bahwa hanya Isa (Yesus) anak Maryam yang akan langsung masuk surga karena dia suci. Saya jadi heran dari mana sumber dia mendapatkan tafsiran itu. Ayat diatas hanya menceritakan kedatangan malaikat Jibril kepada Maryam untuk menyampaikan berita tentang nabi Isa yang akan lahir nanti. Ayat itu tidak mengatakan bahwa hanya Isa yang masuk surga. Saya fikir Andryansah belum memeriksa ayat itu dengan baik, atau barangkali beliau sendiri yang tidak memahami al-Qur'an.
Isa seorang nabi yang suci itu benar. Kami ummat islam meyakini bahwa setiap nabi itu suci. Tidak cuma Isa, tapi semuanya. Mereka semua suci, suci dalam pengertian bahwa mereka tidak punya dosa (ma'sum). Jika mereka melakukan kesalahan, maka mereka terlebih dahulu mendapat pengampunan. Karena itu dikatakan mereka tidak punya dosa.
Jadi perlu dicatat, dalam islam semua nabi itu suci dari dosa. Termasuk Isa dan juga Muhammad. Pernyataan bahwa Muhammad juga ma'sum ada tertulis didalam surat al-Fath 48:2.
Supaya Allah mangampuni semua dosamu (Muhammad) yang telah lalu dan yang akan datang. Menyempurnakan nikmat-Nya atas kamu dan memimpin kamu kejalan yang lurus.
- Ali Imron 3:45
Ingatlah ketika Malaikat berkata: "Hai Maryam, sesungguhnya Allah menggembirakan kamu dengan kalimat dari pada-Nya, namanya al-Masih 'Isa putera Maryam, seorang terkemuka di dunia dan akhirat dan termasuk dari golongan orang-orang yang didekatkan.
- An-Nisa' 4:171
Wahai Ahli Kitab, janganlah kamu melampaui batas dalam agamamu, dan janganlah kamu mengatakan terhadap Allah kecuali yang benar. Sesungguhnya al-Masih Isa putera Maryam itu adalah utusan Allah dan kalimat-Nya, yang disampaikan kepada Maryam dan ruh dari pada-Nya. Maka berimanlah kepada Allah dan rasul-Nya, jangan katakan Tuhan itu tiga, berhentilah itu lebih baik bagimu. Sesungguhnya Allah adalah Tuhan Yang Esa, Maha Suci Ia dari mempunyai anak. Kepunyaan-Nya apa yang ada di langit dan di bumi, cukuplah Allah sebagai Pemelihara.
- Hadits Anas bin Malik hal 72.
Isa sesungguhnya ruh Allah dan firman-Nya.
- Al-Anbiya' 21:91
Dan kisah seorang wanita (Maryam) yang menjaga kehormatannya, maka Kami tiupkan kepadanya dari pada ruh Kami, Kami jadikan dia dan anaknya tanda kekuasaan Allah bagi alam semesta.
- Al-Baqarah 2:253
Dan Kami berikan kepada Isa putera Maryam beberapa mukjizat dan Kami perkuat ia dengan ruhul qudus.
- Maryam 19: 17
Maka ia (Maryam) mengadakan tabir dari mereka, lalu Kami mengutus ruh Kami padanya dan ia menjelma di hadapannya menjadi manusia yang sempurna.
Kelima ayat al-Qur'an dan satu hadits di atas tampak dalam masalah yang sama, untuk itu saya akan jelaskan sekaligus. Kalimat yang dianggap bermasalah pada ayat-ayat dan hadits di atas adalah pernyataan bahwa Isa (Yesus) adalah ruh Allah dan kalimat Allah. Kata ruh disandarkan kepada Allah dalam al-Qur'an disebutkan sebanyak 7 kali. 3 di antaranya sudah disebutkan oleh Andryansah, yaitu dalam an-Nisa' 4:171, al-Anbiya' 21:91 dan Maryam 19:17. 4 lainnya ada dalam at-Tahrim 66:12, Shad 38:72, al-Hijr 15:29 dan as-Sajdah 32:9.
Pada tujuh ayat diatas, 3 ayat diantaranya dikaitkan dengan nabi Isa (Yesus), 2 ayat dikaitan dengan penciptaan nabi Adam, 1 ayat dikaitkan dengan kejadian manusia dan 1 ayat menjadi gelar malaikat Jibril. Jika hanya karena al-Qur'an mengatakan Isa itu ruh Allah lalu anda katakan dia Tuhan, maka yang berhak menjadi Tuhan tidak cuma Isa. Nabi Adam juga berhak disebut Tuhan, sebab yang ditiupkan kepada jasad nabi Adam itu juga ruh Allah seperti halnya yang ditiupkan kerahim Maryam untuk menjadikan Isa. Periksa surat Shad 38:72 dan al-Hijr 15:29. Tidak cuma mereka berdua, akan tetapi setiap manusia juga bisa disebut Tuhan. Sebab menururut surat as-Sajdah 32:9 ruh yang kita miliki ini juga adalah ruh Allah. Itu berarti kita juga adalah Allah. Jika semua manusia adalah Tuhan lantas yang jadi hamba siapa?
Saya berharap kita tidak salah paham dengan istilah ruh Allah dan kalimat Allah. Ketika al-Qur'an mengatakan Isa ruh Allah, itu tidak berarti bahwa Isa itu Allah. Jika saya katakan, "Ini motor Udin" apa itu berarti bahwa motor itu adalah Udin? Tidak kan. Pernyataan, "Motor Udin" itu berarti bahwa motor yang saya maksud adalah milik Udin. Begitu juga jika dikatakan ruh Allah, itu berarti bahwa ruh tersebut adalah milik Allah. Ruh Allah dan Kalimat Allah adalah dua gelar yang diberikan kepada Isa. Karena dia memiliki keistimewaan, yaitu lahir tanpa melalui pembuahan seperti layaknya umumnya manusia. Dia diciptakan dengan kalimat Allah, yaitu kalimat "Kun (jadilah)" Periksa surat Maryam 19:35.
Jadi istilah ruh Allah dan Kalimat Allah yang diberikan kepada Isa itu tidak berarti menunjukkan bahwa dia adalah Allah. Dalam surat al-Maidah 5:72 dikatakan.
Sesungguhnya kafirlah orang yang mengatakan bahwa sesungguhnya Allah adalah al-Masih putera Maryam.
Pernyataan akhir surat Ali Imron 3:45 yang menyebutkan bahwa Isa terkemuka di dunia dan di akhirat dan termasuk orang yang di dekatkan kepada Allah itu benar. Isa adalah nabi Allah yang punya beberapa kelebihan utama dari nabi lain. Kelebihan beliau paling utama adalah lahir tanpa melalui pembuahan biologis. Ini merupakan salah satu dari tanda kekuasaan Allah yang tetap dikenang sepanjang masa. Karena itulah berliau termasuk orang terkemuka dan didekatkan kepada Allah. Tapi perlu dicatat, orang yang terkemuka dan didekatkan kepada Allah tidak cuma Isa. Surat Ali Imron 3:45 itu diakhiri kalimat "Muqorrobiin" isim maf'ul dalam bentuk jama' muzakkarussalim. Itu berarti orang yang didekatkan kepada Allah itu banyak sekali. Para nabi, para sahabat, ulama dan orang-orang shaleh. Mereka semua adalah orang-orang yang didekatkan kepada Allah. Orang yang terkemuka di dunia dan di akhirat juga tidak cuma Isa. Tidak ada satu ayatpun di dalam al-Qur'an maupun dalam hadits yang mengatakan bahwa hanya nabi Isa saja yang mendapat kehormatan itu. Jadi, orang terkemuka di dunia dan akhirat serta yang didekatkan kepada Allah ada banyak sekali orangnya. Dan nabi Isa adalah salah seorang dari mereka.
Pernyataan surat al-Baqarah 2:253 bahwa Isa diperkuat dengan ruhul qudus, itu juga benar. Hal yang sama juga disebutkan pada ayat 87 dari surat yang sama. Ruhul Qudus maksudnya adalah ruh yang suci. Artinya bahwa ruh yang tiupkan oleh malaikat Jibril kerahim Maryam itu adalah ruh yang suci. Pada penafsiran lain, jumhur ulama berpendapat bahwa Ruhul Qudus itu adalah malaikat Jibril. Apapun itu, sesuai penjelasan sebelumnya bahwa kata ruh tidak bisa ditafsirkan sama dengan Allah.
Mengenai Maryam 19:17. Kata ruh Kami yang menjelma jadi manusia sempurna itu adalah malaikat Jibril. Harap jangan salah mengerti. Latar belakang ayat itu adalah menceritakan kisah Maryam sebelum kejadian nabi Isa. Ketika Maryam menjauhkan diri dari keluarganya, Allah mengutus malaikat Jibril (roh Kami) yang menjelma jadi manusia sempurna untuk menginformasikan kelahiran Isa.
- Al-Fatihah 1:6
Tunjukilah kami kejalan yang lurus.
- Az-Zukhruf 43:63
Dan tatkala Isa datang membawa keterangan dia berkata: "Sesungguhnya aku datang kepadamu dengan membawa hikmat dan untuk menjelaskan kepadamu sebagian dari apa yang kamu berselisih tentangnya, maka bertakwalah kepada Allah dan taatilah aku.
Saya tidak tau kenapa Andryansah mengutip suratal-Fatihah 1:6. Saya tidak menemukan ada masalah di dalamnya. Ayat itu hanya berisi permintaan seorang Muslim kepada Allah agar ditunjuki kejalan yang lurus. Mungkin Andryansah menganggap jalan yang lurus itu adalah mengikuti Isa. Sebab menurut Injil Yohanes 14:6 Isa (Yesus) adalah jalan kebenaran dan kehidupan. Karena itu dia harus ditaati. Perintah untuk menaati dia telah dia nyatakan sendiri pada surat az-Zukhruf 43:63. Pernyataan yang sama juga ada dia ucapkan pada Injil Matius 19:21.
Yesus adalah jalan kebenaran dan kehidupan saya setuju. Setiap nabi pada masanya adalah jalan kebenaran dan kehidupan. Pada masa nabi Musa, Musa adalah jalan kebenaran dan kehidupan. Pada masa Yesus, Yesus juga jalan kebenaran dan kehidupan. Begitu juga ketika nabi Muhammad datang, maka Muhammad adalah jalan kebenaran dan kehidupan. Karena setiap nabi adalah jalan kebenaran dan kehidupan maka setiap ummat harus taat dan mengikuti nabinya.
Mengikuti nabi tidak berarti menuntut defenisi ketuhanannya. Yesus hanya memerintahkan untuk mengikuti dia bukan menyembah dia. Mengikuti dia, artinya menuruti segala perintahnya.
- Az-Zukhruf 43:61
Dan sesungguhnya Isa itu adalah pertanda akan datangnya hari kiamat. Karena itu janganlah kamu ragu-ragu tentang kiamat itu dan ikutilah-Aku, ini adalah jalan yang lurus.
Ayat diatas sering digunakan oleh para orientalis sebagai dalil dari al-Qur'an untuk mengatakan bahwa Isa tau kapan hari kiamat datang. Ayat tersebut mereka terjemahkan dengan:
Sesungguhnya dia (Isa) mengetahui akan datangnya kiamat.
Kalimat "La'ilmun" pada ayat di atas mereka terjemahkan dengan "mengetahui". Ini jelas terjemahan yang salah. Bahasa arab untuk "mengetahui" adalah "alama". Jadi jika ayat di atas diterjemahkan seperti yang mereka inginkan maka ayat tersebut seharusnya berbunyi:
"Innahula'alama lissa'ati"
Tapi kenyataanya tidak ada satupun qira'ah al-Qur'an yang bunyinya seperti itu. Jadi terjemahan yang mereka berikan tidak dapat dipertanggung jawabkan sedikit pun. Al-Qur'an menggunakan kalimat "la'ilmun" bukan "la'alama". "La'alama" artinya "mengetahui", tapi kalau sudah "la'ilmun" artinya menjadi "pengetahuan atau tanda". Jadi pesan dari surat az-Zukhruf 43:61 di atas adalah menjelaskan bahwa datangnya nabi Isa (Yesus) nanti menjadi pengetahuan atau tanda bagi kita akan dekatnya hari kiamat.
Lagi pula apabila para orientalis meyakini bahwa Yesus tau kapan kiamat itu datang, ini berarti mereka mengingkari apa kata Yesus dalam Inji Matius 24:36.
Tetapi tentang hari dan saat itu tidak seorangpun yang tahu, malaikat-malaikat di sorga tidak, dan Anakpun tidak, hanya Bapa sendiri."
Artinya tentang hari penghakiman atau hari kiamat tidak ada yang tau kecuali Allah. Dia sendiripun mengakui tidak mengetahui kapan hari itu datang.
- Hadits Ibnu Majah,
Tidak ada Imam Mahdi kecuali Isa putera Maryam.
Selengkapnya hadits tersebut berbunyi sbb.
Dari Anas bin Malik ra bahwa Rarulullah saw bersabda: Tidak bertambah urusan melainkan semakin sulit, dunia semakin rusak, manusia semakin bakhil dan tidaklah datang kiamat melainkan atas manusia yang paling jelek. Dan tidak ada al-Mahdi kecuali Isa bin Maryam. (HR. Ibnu Majah 2:1341 dan Hakim 4:441-442)
Hadits di atas juga digunakan oleh orang-orang anti Imam Mahdi untuk menolak kedatangan  Imam Mahdi. Saya ingin paparkan pandangan para ulama mengenai hadits ini.
Baihaqi, Hakim, al-Hafizd Ibnu Taimiyah dalam Minhajus Sunnah 8:256, al-Qori dalam Mirqotul Mafatih 10:183 dan Ibnu Qoyyim dalam Manarul Munif 148 menyatakan bahwa hadits ini dho’if (lemah). Di dalamnya terdapat Perawi bernama Muhammad bin Khalid Al-Jundi. Tentang pria ini menurut al-Hafizd Ibnu Hajar dalam Taqribut Tahdzir 2:157 dan Abu Abdillah Al-Hakim orangnya majhul (tidak dikenal). Sedangkan al-Azdi berpendapat haditsnya mungkar. Dan menurut Adz-Dzahabi hadits di atas adalah kabar mungkar. Periksa Mizanul I’tidal 3:535.
Mengenai hadits ini juga As-Shighoti berpendapat Maudu’. Periksa buku as-Saukani dalam Fawalidul Majmu’ah 127. Dan seandainya pun hadits ini shoheh seperti kata Imam Ibnu Katsir itu tidak masalah. Saya setuju ‘Isa bin Maryam itu adalah Imam Mahdi. Dalam arti Imam Mahdi yang sempurna dan ma’sum seperti kata Abu Abdillah al-Qurtubi dalam At-Tazdkiroh Fi Ahwalil Mauta wa Unuril Akhirah hal. 817. Tetapi tidak menutup kemungkinan ada Imam Mahdi yang lain sebelum dia. Andaikata ‘Isa itu Imam Mahdi itu tidak mengindikasikan bahwa dia Tuhan.
- Maryam 19:33
Dan kesejahteraan semoga dilimpahkan kepadaku, pada hari aku dilahirkan, pada hari aku meninggal dan pada hari aku dibangkitkan hidup kembali.
- Ali-Imran 3:55
(Ingatlah), ketika Allah berfirman: "Hai 'Isa, sesungguhnya Aku akan menyampaikan kamu kepada akhir ajalmu dan mengangkat kamu kepada-Ku serta membersihkan kamu dari orang-orang yang kafir, dan menjadikan orang-orang yang mengikuti kamu di atas orang-orang yang kafir hingga hari kiamat. Kemudian hanya kepada Akulah kembalimu, lalu Aku memutuskan di antaramu tentang hal-hal yang selalu kamu berselisih padanya.
Arti dari kedua ayat di atas saya kutip dari al-Qur'an terjemahan Departemen Agama RI. Kedua ayat itu sering digunakan oleh para orientalis untuk mendukung pendapat mereka tentang kematian dan kebangkitan Yesus. Menurut orang-orang Kristen sesuai pemahaman mereka tentang al-Kitab, Yesus telah mati dan telah dibangkitkan kembali untuk menebus dosa setiap manusia yang percaya. Saat ini saya tidak ingin membahas bagaimana pemahaman saya dari al-Kitab terkait masalah penyaliban. Saya hanya akan membahas ayat-ayat al-Qur'an yang telah dikutip oleh Andryansah dalam pengakuannya.
Pada surat Maryam 19:33 hal yang perlu digaris bawahi adalah kalimat "wulidtu (aku dilahirkan), amutu (aku meninggal) dan ub'atsu (aku dibangkitkan)". Berdasarkan redaksi ayat tersebut para orientalis mengambil kesimpulan bahwa Yesus telah lahir, telah meninggal dan sudah dibangkitkan kembali. Ini jelas pemahaman yang salah dan tidak beralasan sama sekali.
Apabila kita merujuk kepada grammar Bahasa Arab, ketiga kalimat pada ayat di atas ditulis dalam bentuk tenses yang berbeda. Kata "Wulidtu" ditulis dalam bentuk Past Tense atau masa lalu (Fi'il Madhi Majhul bersumber dari akar kata Walada), kata "Amutu dan Ub'atsu" ditulis dalam bentuk Future Tense atau masa akan datang (Fi'il Mudhori' Majhul dari akar kata Mata dan Ba'atsa). Jadi terjemahan yang paling benar dari ayat di atas sesuai grammar adalah,
Kesejahteraan atasku pada hari aku telah dilahirkan, pada hari aku akan dimatikan dan pada hari aku akan dibangkitkan.
Mengenai surat ali-Imran 3:55, hal yang perlu digaris bawahi pada ayat ini adalah kalimat "Mutawaffika". Departemen Agama RI menterjemahkan kalimat ini dengan (menyampaikan kamu kepada akhir ajalmu). Saya tidak setuju dengan terjemahan ini. Dengan terjemahan seperti ini akan bisa membuat orang yang kurang memahami al-Qur'an menganggap bahwa Isa sudah mati. Kalimat "Mutawaffi" bersumber dari akar kata "Wafa". "Wafa" memiliki enam arti. Dapat diartikan dengan menyempurnakan, membayar, mengambil, mengumpulkan, meninggal dan menepati.
Apabila kita merujuk pada terjemahan al-Qur'an yang biasa dipakai oleh para pakar muslim taraf internasional, para penterjemah tidak mengambil kata "meninggal (die)" untuk menterjemahkan kalimat "mutawaffi" pada ayat di atas. Saya akan berikan referensinya.
Dalam al-Qur'an terjemahan Sahih International, Muhsin Khan, Yusuf Ali dan Dr. Ghali kalimat di atas diartikan dengan kata "Take (menganbil atau membawa”). Pickthall mengartikan dengan "Gather (mengumpulkan) sedang Shakir mengartikan dengan "Going to terminate (menghentikan waktu tinggal”). Tidak ada seorangpun di atara para penterjemahan itu mengartikan dengan kata "meninggal".
Jadi arti yang paling tepat dari surat ali-Imran 3:55 di atas adalah:
Ingatlah ketika Allah berfirman: "Hai Isa, sesungguhnya Aku akan mengambil kamu dan mengangkatmu kepada-Ku...."
Kesimpulannya, kedua ayat di atas tidak menyatakan bahwa Yesus telah mati dan dibangkitkan. Al-Qur'an surat an-Nisa' 4:158 menjelaskan bahwa Yesus diangkat oleh Allah kepada-Nya dalam keadaan hidup, dengan tubuh dan ruh tanpa mengalami mati sebelumnya.
- An-Nisa' 4:156
Dan karena kekafiran mereka dan tuduhan mereka atas Maryam dengan kedustaan besar.
Saya tidak menemukan ada masalah yang perlu dibahas pada ayat ini.

BTemplates.com

Unordered List

Popular Posts